Sabtu, 04 Februari 2012

Yesaya 40:21-31 
(Tuhan Memerhatikan Penderitaan Umat-Nya dan Memberi Kekuatan Kepada Setiap Orang Yang Menantikan-Nya).

1) Ada kalanya orang percaya merasa diabaikan Tuhan, dan bahkan merasa diperlakukan tidak adil oleh-Nya (ayat 27). Secara khusus bagi mereka yang secara formal rajin berdoa, baca firman, dan aktif dalam berbagai kegiatan, tetapi secara sosial-ekonomi-politik, mereka seperti tidak memiliki pengharapan. Sebab, pengalaman hidup mereka sama seperti orang terbuang, terjajah, terhina, jauh dari kehidupan yang ideal, baik karena masalah ekonomi, masalah sosial, maupun politik. Sama seperti pengalaman orang Israel di Pembuangan Babel. Umat itu merasa sia-sia saja selama ini beribadah kepada Tuhan; sepertinya realitas pembuangan itu menghapus semua kebanggaan mereka terhadap kebesaran Tuhan yang membebaskan nenekmoyang mereka dari kekuasaan Firaun; sekarang mereka malah diolok-olok oleh bangsa Penjajah, seolah-olah Tuhan, Allah Israel sudah keok dan tak berdaya terhadap allah Baal bangsa Mesopotamia kuno itu. Pada situasi yang sangat rapuh seperti itu, orang Yahudi sepertinya tidak mampu lagi membangun semangat dan rasa percaya mereka kepada Tuhan. Mereka tidak berani lagi bersandar kepada Tuhan. Mereka sungguh jatuh dan tertunduk lesu oleh kehancuran Israel.

2) Pada saat terpuruk seperti itulah Tuhan datang menyapa umat-Nya, dan mengingatkan mereka bahwa Tuhan adalah Allah kekal (ayat 28). Tuhan adalah Allah yang awal dan akhir, yang dari kekal hingga kekal; Dia adalah Allah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Tuhan adalah Allah yang berkuasa atas segala yang ada di atas bumi, berkuasa atas segala penduduk bumi dan atas segala pembesarnya (ayat 21-24). Sungguh tidak ada yang layak disandingkan dengan-Nya. Tuhan adalah satu-satunya Allah yang hidup dan berkuasa atas segala sesuatu (ayat 25). Ketika seseorang dalam keadaan hancur dan lemah tak berdaya menyelamatkan diri dari tekanan hidup, pada saat itu sering kali muncul ilah-ilah penolong palsu, menawarkan jalan keluar dan sandaran yang semu. Sebagian orang melihat wujudnya dalam bisnis yg menjanjikan keuntungan besar, tanpa mempersoalkan cara dan proses memperoleh keuntungan dan kekayaan itu, yang pasti hanya dengan kekayaan dan bisnis besar itulah ada masa depan. Oleh karena itu, banyak juga orang Yahudi di Pembuangan Babel menjadi sedemikian sekuler dan sibuk dengan bisnis/berdagang. Sebagian lagi ada yang melihat kekuasaan politik satu-satunya jalan keselamatan, karena itu harus membangun jaringan dengan para penguasa, para pembesar, yang dapat mengerahkan pengaruh dan kekuatan politik utk meraih posisi dan jabatan tertentu. Oleh karena itu banyak juga orang yang berusaha masuk dalam berbagai organisasi politik atau partai-partai yang dianggap mampu melahirkan perubahan. Hingga pada zaman Tuhan Yesus, ada banyak golongan dan partai politik sperti itu.

3) Nabi Yesaya malah mengajak Umat Allah di Pembuangan Babel, yang sedang hancur dan lemah tanpa pengharapan, untuk melihat ke atas, ke langit, dan memerhatikan bintang-bintang yang tak terhitung banyaknya (ayat 26). Artinya, semua pembesar dan penguasa dunia ini, beserta kekuatan apa pun yang ada di atasnya tidak dapat disamakan dengan Tuhan. Semua itu tidak layak dijadikan sandaran dan tidak dapat menyelamatkan umat-Nya dari penderitaan dan keterpurukannya. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi sepenuhnya mengontrol dan berkuasa atas segala ciptaan-Nya, semuanya tunduk kepada kuasa-Nya. Tuhan sungguh mengenal nama setiap ciptaan dan tidak ada yang tidak tunduk pada kuasa-Nya. Maka dengan demikian, umat-Nya boleh bergantung dan berharap kepada-Nya. Semua orang dalam segala situasi ada dalam pengawasan Tuhan, tidak ada yang luput dari perhatiannya. Artinya, ketika kita merasa tidak diperdulikan Tuhan, dan hak kita diabaikan, maka bukan berarti Tuhan absen atau tidak ada, hanya saja iman kita sedang ditutupi awan gelap oleh ketidak setiaan dan pelanggaran kita, serta keinginan daging kita.

4) Tuhan mengaruniakan kekuatan dan semangat baru kepada setiap orang yang menantikan Dia (ayat 28-31). Kekuatan dan semangat baru itulah satu-satunya yang dibutuhkan oleh setiap orang dalam menghadapi kemelut dan penderitaan oleh desakan dunia ini. Dunia ini pasti menginginkan orang percaya jatuh, dan berbagai pencobaan digunakan oleh iblis untuk membuat kita lemah dan putus asa, tetapi orang percaya, yang selalu menaruh pengharapannya kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, tidak akan dibiarkan terkulai dan jatuh tak berdaya. Tuhan akan memberikan kekuatan baru dan memberi pengaharapan yang memampukan kita terbang tinggi menyongsong angin badai. Orang yang berpengharapan kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi akhirnya mampu mengelola kemelut dan badai kehidupan sosial, ekonomi dan politik menjadi energi yang mengantar kita jauh ke depan dan ke tempat tinggi dalam keagungan kasih Tuhan. Sudahlah, jangan menyesali semua kehancuran yang sudah terjadi, dalam kehancuran itu pun Tuhan tetap bekerja dengan kuasa kasih-Nya; Dia akan mencipta segala sesuatu menjadi baru, sehingga dunia akan teperangah melihat umat-Nya bangkit menjadi pemenang. Amin...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar